Twenty

Sepanjang sejarah hidup gw.. Blom pernah gw dapet kejutan kaya gini... Ketika sedang membenahi software2 di komputer yang baru diinstal ulang tadi siang, tiba2 Rikur mengajak aku ke Rektorat Astri, dya bilang perintah dari supervisor. Namun Ketika sampai di bawah, tiba2 saja muncul segerombolan anak muda dengan gaya 'autis' muncul dari semak-belukar 'nan gelap-gulita, kemudian sesosok gadis remaja menghampiriku sambil membawa karton hitam dan sebuah benda yg dibungkus sampul coklat lalu mengucapkan 'Happy Birthday'...
Seketika aku 'tak dapat berkata apa-apa, namun tingkah anak-anak Boyor's Family dan bebeapa teman kampus Ica membuat suasana ceria.

Sampai saat ini pun gw bingung mo bilang apa. Pokoknya banyak2 trima kasih gw tujukan buat orang2 yg udah mau repot2 dateng k kampus gw malem ini. Maaf bgt ga ada suguhan yg berarti dari gw..
GOOD LUCK smuanya...
Foto2nya menyusul

It’s not like another Ordinary short story(Anak Biasa Part 7)

"Flo emang sakit apa sih?",tanya Willy penasaran."Ko tiba-tiba gitu?"

"Namanya juga sakit, Ly. Masa bilang-bilang dulu. Cuma kecapean ko.", jawab Flory mencoba menenangkan Willy.

"Tapi masa kecapean sampe perlu dirawat segala?", rasa penasaran Willy belum hilang.

"Ya biar ga keterusan kecapeannya, jadi dirawat supaya Flo bisa istirahat. Gitu lho Willy sayang. Flo tau Willy mengkhawatirkan Flo. Makasi banget lho. Sekarang Flo udah baikan karena udah dapet perawatan dari rumah sakit plus ditemenin ma orang yang Flo sayang."

Willy 'tak berkata apa-apa setelah mendengar ucapan Flory. Tapi itu pun tidak mengurangi rasa khawatirnya akan Flory. Willy merasa ada sesuatu yang disembunyikan oleh Flory.

“Ya gimana ga khawatir, orang tadi siang sampe pas pulang Flo sehat-sehat aja. Lah skarang tau-tau udah tidur di rumah sakit.”, gerutu Willy.

“Ih, dibilang namanya juga sakit. Ya pasti tiba-tiba.”, Flory pun ikut kesal.

“Yaudahlah, yang penting skarang Flo istirahat aja y, ud malem. Nanti malah ga sitirahat lagi gara-gara ada Willy di sini.”,

“Okeiy, mem malem Willy”, Flory mengucapkan selamat tidur sambil menarik selimut sampai ke lehernya.

“Met malem juga Flo”, Willy pun merebahkan tubuhnya di atas sofa yang ada di sebrang tempat tidur Flory. Rasa kantuk sudah ‘tak tertahankan lagi, lelah sekolah seharian, latian basket yang super melelahkan, dan akhirnya baru bisa memejamkan mata di malam yang kian larut ini.

Hening, ‘tak ada suara yang mengganggu tidur mereka. Namun tiba-tiba…

“Uhuk…uhuk…uhuk…uhuk…”, terdengar suara orang batuk tiada henti hingga Willy terbangun.

Willy melihat jam dinding, baru pukul 2 malam, 2jam setelah dia terakhir kali melihat jam saat akan memejamkan mata. Willy setengah berlari ke tempat tidur Flory. Flory sedang terbatuk-batuk sambil menutup mulutnya dengan tangan kanannya. Tangan kanannya sudah berlumuran darah. Willy pun panik dan langsung lari keluar untuk mencari suster jaga.

“Suster tolong, pasien di kamar 209 batuk-batuk pendarahan.”, teriak Willy ke suster jaga.

Suster itu pun langsung bergegas menuju kamar tempat Flory di rawat. Sampai di kamar, Flory sudah tegelatak di tempat tidurnya dengan tangan kanan dan mulutnya berlumuran darah. Bantal dan seprai pun ternoda oleh darah dari mulut dan tangan Flory.

“Flory!!”, teriak Willy.

Suster langsung memeriksa Flory. Lalu menekan tombol yang ada di bagian atas kepala tempat tidur Flory.

“Gimana teman saya, suster? Ga ada yang bahaya kan?”, Tanya Willy super khawatir.

“Tenang pak, kami akan lakukan yang terbaik”, jawab suster tersebut.

Wajah Flory langsung pucat pasi dan ‘tak sanggup berkata apa-apa saking khawatirnya dengan keadaan Flory. Beberapa saat kemudian 2 orang suster dan seorang dokter dating tiba di kamar Flory.

“Tolong teman saya, dokter…”

“Ya, sekarang tunggu di luar dulu ya”, jawab dokter itu.

Willy pun berjalan keluar kamar dengan tubuh lemas. Betapa kagetnya dia menyaksikan Flory yang batuk-batuk hingga mengeluarkan darah sebanyak itu. Penyakit apa gerangan yang didertiya Flory. Sesaat Willy berharap bahwa ini hanya mimpi dan esok harinya ia bangun untuk menjalani kehidupannya seperti biasa. Tapi sayangnya ini adalah kenyataan yang harus ia hadapi, orang yang ia sayangi sedeng berjuang melawan penyakit yang cukup mengkhawatirkan. Willy bertanya-tanya dalam dirinya sendiri, mengapa Flory tidak pernah bercerita akan penyakit yang dideritanya. Bahkan sampai detik ini pun Willy tidak tahu apa penyakit yang sedang menjalar di tubuh Flory.

Willy mengambil handphone lalu mengabari orang tua Flory dan menceritakan apa yang terjadi. Setelah itu Willy sendirian menunggu di luar kamar, di lorong rumah sakit yang sepi, dengan lampu yang tidak terlalu terang. Pintu kamar Flory masih tertutup rapat, sepertinya tim dokter masih berusaha menangani penyakit Flory.

Setengah jam berlalu sejak Willy melangkah keluar dari kamar Willy. Tiba-tiba pintu kamar Flory terbuka, dokter dan para suster taadi pun keluar dari kamar Flory.

“Gimana keadaan teman saya, dok?”

Selamat Tahun Baru 2009

Mungkin agak sedikit terlambat untuk mengucapkan "Selamat Tahun Baru 2009". Akan tetapi karena saya baru sempat posting sekarang jadi y apa boleh buat, kan lebih baik terlambat dari pada tidak sama sekali. Kebanyakan orang mungkin menghabiskan waktunya untuk merayakan tahun baru 2009 kemarin di tempat-tempat wisata, jalan-jalan ke tengah kota, ke puncak, atau ke luar kota. Ada juga yang hanya di rumah saja menyaksikan acara-acara yang sudah disiapkan setiap stasiun televisi. Atau ada juga yang merayakan tahun baru dengan berkumpul dengan teman-temannya di suatu tempat dan membuat acara sendiri. Seperti saya misalnya, saya merayakan tahun baru bersama teman-teman SMA saya(teman-teman yang sering ngumpul bareng lalu menyebut perkumpulan ini Boyor's Familiy)di rumah salah satu dari kami. Memang sejak masuk SMA hingga sudah kuliah semester3(bulan maret mendatang semester4) saya selalu merayakan tahun baru bersama teman-teman.

Tahun ini sama seperti tahun baru tahun lalu, saya merayakan tahun baru di rumah Maman(salah satu teman SMA saya). Mulai tgl 31 Desember sore, kami berkumpul di rumah maman untuk menyiapkan bahan-bahan untuk dimasak nanti. Tapi saya tidak datang saat sore karena masih ada tugas di Labkom UBL. Saya tiba di rumah Maman jam21.15, sampai sana saya langsung bertukar pakaian lalu membantu menyiapkan bahan-bahan makanan untuk di makan nanti. Tahun ini tidak seperti tahun sebelumnya yang hanya menghidangkan ayam bakar dan minuman. Kali ini kami selain tetap memiliki menu utama ayam bakar, kami juga membuat barbeque(BBQ) yang terdiri dari paprika, daging sapi, nanas, kentang, dan otak-otak, kemudian kami juga membuat tumis-tumisan, jagung bakar, dan minumannya es kopyor. Semua itu kami yang menyiapkan dan memasaknya sendiri, tidak ada campur tangan orang tua, itung-itung blajar masak. Namun sayangnya tidak ada dokumentasi berupa foto ataupun video saat teman-teman sedang memasak. Tapi saat masakan sudah jadi baru deh foto-foto. Berikut foto-foto masakan hasil buatan anak-anak Boyor's Family



Kemudian berikut ini adalah expresi lapar teman-teman saya, kalo saya sih santai-santai aja


dari paling depan kiri ke kanan : Tantri, Beben, Ica, Heru, Erwin. Kemudian di belakan dari kiri : Roni, Aziz(Itu saya lho, hehehe), Ayn, Ipul, Dimas(cuma keliatan sebagian mukanya karena kealingan Heru), dan paling belakang ada Lancip. Kemudian yang ga ikut ke foto adalah Maman sang tuan rumah, Anto, dan Gei.
Nah, tu dya Maman palanya nongol(paling kanan).
Yah begitulah wajah-wajah mereka, memang agak sedikit memalukan...ups, maaf teman2, kalian OK kok, senang punya teman seperti kalian, bisa bikin gw ketawa..hahaha

Saat jam12 malam tepat, kami keluar rumah untuk menyalakan kembang api dan mengucapkan selamat tahun baru kepada orang2 sekitar. Kemudian kami kembali masuk ke rumah karena kehabisan stok kembang api. Lalu acara kami lanjutkan dengan do'a bersama menyambut tahun baru, semoga tahun 2009 lebih baik dari tahun 2008. Setelah itu waktunya kami menyantap makanan yang telah susah payah kami siapkan. Seperti byasa, teman-teman saya itu makan dengan lahap skali bagaikan belum makan satu semester, selain itu juga porsinya yang melebihi porsi kuli, hahaha..ups..smoga teman2 saya ngga baca.
Kenyang setelah makan, akhirnya tiba waktunya main WE(Winning Eleven), karena orangnya banyak, jadi kami main WE secara bergantian. Ada yang main WE, nonton tV, ada juga yang cuma tidur2an sampai ketiduran. Saya main WE beberapa kali, lawan ipul, lalu lawan Dimas, lalu lawan Erwin, dan smuanya saya yg kalah, kesal juga saat itu. Padahal saat main Pro Evolution Soccer 2009(sejenis dengan WE) di laptopnya reza, saya sering menang.

Tanpa terasa malam pun berganti pagi, saya sempat tidur sebentar, tiba2 saja Heru membangunkan saya untuk shalat Subuh. Kemudian saya tidak bisa tidur lagi karena kehabisan tempat, akhirnya saya tidur di ruang tamu sendiri, sementara yg lain ada yg masih maen WE, ada jg yang masih tidur. Berikut ini suasan saat pagi hari

Nah begitulah acara tahun baru saya dan anak-anak Boyor's Family. Semoga tahun ini kita bisa lebih baik daripada tahun lalu, AAAMIIIN...

Anak Biasa (Part 6)

Willy langsung buru-buru mengambil handphonenya dan membuka sms, berharapa itu adalah sms balasan dari Flory. Tetapi bukan, ternyata sms itu berasal dari mamanya yang mengingatkan agar Willy makan di rumah saja. Setelah itu Willy langsung mengambil kunci motornya, lalu bergegas pulang sambil menahan rasa cemas. Kurang dari dari dua puluh menit kemudian Willy sudah sampai di rumah.

"Assalamualaikum"

"Wa'alaikum salam, cuci tangan dulu trus makan ya. Mama udah angetin nasi dan sayurnya", kata mama.

"Ya ma", jawab Willy sambil mencium tangan mamanya."Papa belum sampe, ma?"

"Belum, mungkin sebentar lagi. Kamu tau sendiri kan, jam segini jalanan lagi macet-macetnya orang pulang kantor".

Willy makan di meja makan, di sebrangnya mamanya sedang duduk di sofa yang ada di depan TV. Dari tempatnya duduk, Willy juga masih bisa menonton TV dengan jelas. Lima belas menit kemudian Willy selesai makan.

"Ma, Willy pinjem telfon ya"

"Mau telfon siapa? Tumben ga pake sms aja"

"Flory ma, dari pulang sekolah tadi ga ada kabar, di-sms juga ga bales. Makanya ni Willy mau nelfon ke rumahnya."

"Oo, yaudah pake aja, tapi jangan kelamaan. Takutnya ada telfon penting."

"Ya ma, beres. Asal tau kabar Flory aja ko."

Willy mulai menekan nomor-nomor pada pesawat telfon. Kombinasi nomor yang dia input membawanya tersambung ke pesawat telfon yang ada di rumah Flory. Namun sebelum terdengar apapun dari gagang telfon yang menempel di tellinganya, Willy mendengar handphonenya berdering menandakan ada panggilan masuk. Willy langsung berlari menuju arah suara dering handphonenya. Pada layar handphonenya tertera "#Flory's mom" diiringi nada dering dan lampu handphone yang berkedap-kedip. Willy cepat-cepat mengangkat telfonnya.

"Assalamualaikum"

"Wa'alaikum salam", jawab suara dari orang yang ada di 'sebrang sana'."Willynya ada?"

"Ya, dengan saya sendiri, tante."

"Oh, Iya Will, ini lho si Flory dari tadi minta tante telfonin kamu."

"Lho emang Flory knapa, tante? Ko Flory ga telfon sendiri aja. Tadi saya sms juga, tapi ga dibales"

"Iya, soanya Flory belum kuat mencet keypad hp. Tuh orangnya lagi tidur-tiduran di kamar nomer 209 lantai 4 Rumah Sakit Internasional Jakarta.", jawab mamanya Flory santai seakan tidak sedang terjadi apa-apa.

"Hah!? Emang Flory sakit apa tante? Tadi keliatannya sehat-sehat aja."

"Wah, kamu ngomong langsung ama Flory aja nih ya."

Mamanya Flory mengarahkan handphonenya ke telinga Flory.

"Hai Illy...", sapa Flory seakan tak terjadi apa-apa juga.

"Flory knapa?", tanya Willy cemas. "Ko tiba-tiba dirawat di rumah sakit."

"Tenang dong Illy, Flo ga apa2. Kata dokter, cuma perlu istirahat aja beberapa hari."

"Ga apa-apa tapi ko mesti dirawat berhari-hari gitu?"

"Ga tau, tadi pas sampe rumah tiba-tiba lemes, trus Flo jatoh ke lantai, trus ga inget apa-apa lagi. Bangun-bangun udah ada mama&papa lagi nungguin Flo di samping tempat tidur."

"Ya ampun, padahal tadi udah makan siang juga kan. Yaudah, Ly ksana ya..."

"Ga usah, udah malem, Trus juga bsok kan Illy msti sekolah trus latian sorenya."

"Ga apa-apa ko. Ly kan cowo, masa kalah ama malem. Bsok sekolah & Latian juga gampang itu mah."

"Tapi jam besuknya juga dikit lagi abis. Nanti Illy sampe sini malah ga boleh masuk."

"Ga masalah, yang penting Ly sampe sana dulu. Tunggu sebentar ya, sayang.", baru kali itu Willy menambahkan embel-embel 'sayang', menandakan betapa sayang dan cemasnya Willy akan keadaan Flory yang tiba-tiba jatuh sakit itu. Setelah menyelesaikan pembicaraan, Willy langsung mengambil kunci motor, berpamitan dengan mamanya, lalu langsung menuju Rumah Sakit Internasional Jakarta.

Perjalanan memakan waktu setengah jam. Willy sampai di rumah sakit tepat 10 menit sebelum jam besuk habis. Willy langsung menuju kamar dimana Flory dirawat, di sebelah kiri pintu masuk ada satu kamar mandi, kemudian satu tempat tidur dan sebuah TV di depan tempat tidur. Di sana ia bertemu mama & papanya Flory yang sedang duduk di sisi tempat tidur Flory sambil menonton siaran TV.

"Assalammualaikum"

"Wa'alaikum salam, ", jawab Flory dan kedua orang tuanya.

"Willyyyyy!!!", teriak Flory riang

"Tuh jagoannya udah dateng.", kata mamanya Flory.

"Kayanya malem ini Flory langsung bisa pulang nih.", ledek papanya Flory.

"ih papa nih, dari tadi juga Flory maunya cepet-cepet pulang."

Melihat Flory yang masih tetap ceria namun kelihatan pucat, Willy sedikit lega. Setidaknya ia tahu kabar dan keadaan Flory.

"Trus malem ini siapa yang nemenin Flory di sin, Om?", tanya Willy.

"Wah, ga tau nih Will, om&tante kan besok mesti ke kantor. Kakanya juga malem ini lagi lembur di kantornya. Kamu mau nemenin Flory di sini."

"Ah yang bener aja, om. Masa Willy, Willy kan belum jadi keluarga. Nanti apa kata orang, lagian juga apa boleh ama petugas rumah sakitnya."

"Udahlah, ga apa-apa. Om dan tante percaya ko sama kamu. Udah pada gede kan, tau mana yang baik, mana yang buruk. Tapi itu juga kalo kamu mau, Om juga ga mau ngerepotin kamu."

"Yaudah deh kalo gitu, Willy bersedia, om."

"Tapi besok kan Illy sekolah.", kata Flory.

"Ga apa, bsok pagi-pagi abis subuh Ly langsung pulang."

"Yaudah, kalo gitu om dan tante lapor dulu ke suster jaga, trus langsung lanjut pulang y."

"Ya om, makasi banyak."

"Baik-baik ya, kamu juga kabarin orang tua kamu dulu, Will", tambah mamanya Flory.

Kemudian orang tua Flory pulang dan tinggal Flory dan Willy di kamar, bersama suara TV.


bersambung